1 Sep 2013

The twelfth card

jeffery deaver adalah  seorang pakar hukum, seseorang yang udah tahu seluk beluk kriminalitas dalam kehidupan sehari-hari,orang yang setiap harinya ngacak-ngacak berkas-berkas kasus kejahatan, rasanya tidak heran kalau bapak ini menelurkan segambreng novel mistery..hehe ini novel pertama beliau yang saya baca dan butuh waktu seminggu untuk menyelesaikannya,  soalnya The twelfth card  punya segambreng tokoh yang akan membuat kita kelabakan buat mengingatnya, sehingga perlu membolak-balik halaman sebelumnya bagi saya agar bisa mengikuti alur cerita.keliatan banget dalam novel ini  deaver ingin memaksimalkan pengetahuannya mengenai dunia kriminalitas dan kepolisian.dalam The twelfth card  kita akan menemukan istilah ataupun badan organisasi polisi yang masih awam ditelinga kita.

sayangnnya karena terlalu banyak tokoh, membuat kita kehilangan arah kepada siapa kita harus simpati, apakah pada geneva seorang siswi yatim piatu yang harus banting tulang demi bertahan hidup dibelantara kota atau pada Lincoln Rhyme seorang inspektur yang harus duduk dikursi roda dan bergelut dengan penyakitnya, kalau pada akhirnya saya dibuat bingung dengan   kisah hidup kedua tokoh ini yang berbelit-belit.dan terlalu banyaknya protagonis yang ikut andil dalam cerita dengan membawa latar cerita kehidupannya masing-masing.

sosok  Thompson Boy yang menjadi antagonis dalam novel inipun cukup berhasil menjadi sosok penjahat berdarah dingin yang menakutkan, itu terbukti dengan tidak banyaknya porsi dialog yang diberikan padanya.dan begitu licinnya sosok thompson ketika bermain kucing-kucingan dengan segerombolan detektif dan kepolisian, diakhir ceritapun kita akan dibuat shock dengan masa lalu dia yang ternyata punya pengalaman yang memumpuni untuk menjadi seorang pembunuh bayaran.lewat sosok thompson menjadi jawaban pertanyaan saya selama ini, bagaimana sih kehidupan para eksekutor hukuman mati, apa mereka manusia biasa kaya kita yang punya perasaan atau mereka makhluk yang diciptakan pemerintah dari seonggok daging yang disebut manusia dan dipersiapkan untuk menjadi seorang algojo sehingga tidak memiliki hati nurani, lalu bagaimana ketika mereka diberhentikan dari pekerjaan sebagai seorang eksekutor kematian,apa akan hidup seperti manusia normal atau malah memanfaatkan keahliannya ini untuk menekuni pekerjaan baru.

kalau membicarakan tentang algojo mengingatkan saya pada novel stephen king " the green mile" yang mengupas kehidupan para algojo lebih mendalam.disitu akan diceritakan bahwa karakter para eksekutor kematian ini bermacam-macam, ada yang benar-benar psikopat ada juga yang diceritakan manusia biasa yang mempunyai hati nurani seperti paul edgecomb, mungkin sosok Thompson berada ditengah-tengah yaitu sebagai psikopat tapi manusia biasa juga, liat ketika dia diintrogasi oleh Rhyme dia mengungkapkan kekecewaannya terhadap kurangnnya rasa kepedulian instansinya pada profesi yang ia lakoni dulu, bagaimana dia harus mencabut nyawa orang-orang yang dianggap sahabatnya dipenjara.bagaimana atasannya memperlakukan dia layaknya mesin pembunuh.Thompson seorang psikopat yang tercipta dari pengalaman hidupnya.

balik lagi ke The twelfth card , yang sepertinya sosok thompson lebih menarik perhatian saya dibanding isi ceritanya..hehe, cerita yang ada didalam novel lebih mirip seperti sebuah film yang diadaftasi kedalam sebuah buku, mulai dari detail lingkungan yang digambarkan bahkan gerak dan tingakah laku para tokoh yang diceritakan  layaknya sebuah tulisan yang diterjemahkan dari bahasa gambar.twist-twist yang diberikan tidak begitu membuat saya terpukau sejauh ini, cuma ada satu twist yang membuat saya cukup tersenyum dan merasa terjebak oleh satu lagi sosok penjahat yaitu jack si raja graviti. twist yang dihadirkan bukan karena saya sudah tahu akhirnya akan seperti apa, tapi lebih sekedar akhir cerita yang diberikan hanya membuat saya berkata "owh.." begitu saja..hehe

ada satu moment yang cukup membuat kita terlibat emosi didalamnya, yaitu saat pertemuan geneva dengan ayahnya ( ayah geneva ga saya ceritain lebih detail karena akan spoiler) yang sudah lama menghilang.singgung-menyinggung masih dilibatkan didalamnya, budaya rasisme yang dari dulu selalu menjadi bahan yang bagus untuk membuat cerita novel maupun film menjadi dasar ide cerita novel ini.

beberapa arsip kasus kejahatan yang dilakukan thompson yang ditampilkan secara berulang-ulang setiap bab, cukup berhasil menggambarkan betapa profesionalnya penjahat ini. namun sayangnya kartu tarot yang dijadikan ciri khas atau identitas yang dimiliki thompson tidak begitu ikonik, karena nyatanya kartu yang bergambar pria tergantung terbalik ini tidak memiliki arti  kematian atau berhubungan dengan sesuatu yang menyeramkan., cek ketika geneva bertemu seorang pemain sirkus yang akan memberi keterangan mengenai arti kartu tarot ke dua belas itu..hehe well, novel ini sangat recomende untuk dibaca, apalagi menurut seorang review yang menyebutkan bahwa prosedur penanganan TKP yang diceritakan di novel ini persis sama dengan yang dilakukan instansi kepolisian dikehidupan nyata.

2 komentar:

  1. Waahhh jadi pengen baca novelnyaa pasti Seruu><, (Reyko)

    BalasHapus
    Balasan
    1. seru banget ., cuma rada pusing dikit tokohnya kebanyakan..hehe makasih reyko :D

      Hapus

© Pintu Terlarang 2012 | Blogger Template by Enny Law