19 Jul 2017

Para Bajingan yang Menyenangkan : Buku yang Menjerit...

Judulnya saja sudah sangat memancing perhatian, “Para Bajingan Yang Menyenangkan.” Buku ini bercerita tentang pengalaman Mas Puthut EA bersama teman-temannya semasa kuliah. Saya tidak tahu apakah buku ini sebuah memoar atau hanya novel karangan dari beliau saja.

Ini adalah buku pertama mas Puthut yang saya beli, jujur saja saya selalu ragu untuk membeli kumpulan cerpennya, karena sebagian besar sudah saya nikmati secara gratisan dimedia daring. saya ini memang pembaca buku karbitan, baru mengenal nama Puthut EA dari portal online yang diasuhnya yaitu Mojok.co dan Minumkopi.com setahun kebelakang. Padahal mas Puthut ini adalah Master didunia cerpen Indonesia.  


Tengoklah media sosialnya, dia rajin sekali membagikan cerita-cerita pendeknya yang kadang bikin kita tertawa namun dilain waktu membuat kita termenung. ceritanya sederhana namun sarat akan makna, dan begitu relevan dengan kondisi kehidupan kaum urban saat ini. 

 Seperti judulnya, buku ini bercerita tentang para bajingan yang doyan sekali guyon. Para pemuda termasuk mas Puthut yang dulu mempunyai keyakinan bahwa judi bisa membuat mereka kaya. Kenakalan-kenakalan yang menurut norma agama sangat tidak diperkenankan, mereka malah melakukannya. Anjuran mas Puthut dalam buku ini sebelum ia memulai kisahnya adalah “Bagi anda yang memiliki rasa kepemilikan agama dan ketuhanan yang besar, kemungkinan anda akan tersinggung. Saya minta maaf dari awal, dan mewanti-wanti sebaiknya Anda tidak usah meneruskan membaca kisah ini.” Saya tidak tahu apakah kalimat itu sungguh-sunguh atau ia sedang berkelakar.

Mas Puthut akan memperkenalkan kita dengan teman-temannya yang memiliki nama unik, atau memang sengaja ia samarkan, yang kelakuannya sangat bajingan. Mulai dari menghabiskan uang untuk berjudi, mabuk-mabukan dan menjahili orang yang sedang berdoa ketika makan. Tentu saja kenakalan mereka bukan Cuma sebatas itu, masih banyak didalamnya yang tidak bisa saya ceritakan satu persatu.

Ada Proton yang doyan sekali berpindah-pindah agama, ada Bagor yang selalu jadi korban keisengan namun bernasib mujur, dan mungkin yang paling berkesan bagi mas Puthut adalah almarhum si anak orang kaya yang tidak pernah disebutkan namanya. Mereka semua adalah mahasiswa UGM namun berbeda fakultas dan disatukan oleh pasion yang sama, yaitu hobi bermain judi.

Cerita yang masih melekat dikepala saya adalah  kisah almarhum yang selalu meminjam uang sumbangan kakeknya untuk bermain judi, dengan alasan bahwa uang tersebut berkah dan akan membawa keberuntungan bila dijadikan modal berjudi. Satu lagi adalah kisah keempat sahabat ini yang memiliki niat mulia yaitu ingin membelikan sebuah rumah untuk Mbah Ganden (seorang gelandangan) bila mereka bisa kaya dari bermain judi. Siapa yang tidak akan cekikikan memahami pola pikir kelompok bajingan ini coba ?

Saran saya jangan terlalu serius membaca buku ini, jangan mudah tersingguh dengan kisah didalamnya. Apalagi yang bagian bagaimana teman-teman mas Puthut memperlakukan agama, oh iya satu kisah lagi yang menarik dari buku ini yang membuat saya tidak bisa menahan tawa, jadi diceritakan Bagor yang sudah hampir 20 tahun tidak menjalankan puasa, akhirnya kembali berpuasa. Kemudian dihari pertama puasa itu Bagor mengajak orang tuanya buka bersama, dan kalian tahu apa yang dihidangkan dalam makan malam yang penuh khidmat itu ? daging babi. Saya membayangkan bagaimana reaksi Bapak dan Ibu bagor yang senang karena melihat anaknya kembali beribadah, namun kemudian tenggorokannya tercekat karena tahu yang disantapnya adalah makanan haram.

Buku ini bukan sedang memberikan inspirasi bagaimana menjalanai hidup yang asik, karena tokoh didalamnya memang mempunyai pikiran nyentrik alamiah yang tidak dibuat-buat. Mas puthut juga sedang tidak memberikan motivasi atau menyuruh kita memetik pelajaran dari kisah yang diberikan. Saya yakin mas Puthut hanya sedang kangen dengan teman-temannya dimasa lalu, dia hanya ingin mengenang masa kejayaannya sebagai bajingan.

Kelakuan dimasa lalu sebobrok apapun kadang menjadi kenangan yang indah saat diceritakan dimasa sekarang. ingat seperti yang pernah dikatakan seorang komedian, bahwa rumus komedi itu adalah tragedi ditambah waktu.

Walaupun begitu saya tidak menganjurkan orang untuk berbuat semaunya atau hal-hal yang melanggar batas norma susila ataupun agama hanya untuk bersenang-senang agar kelak punya cerita untuk dikenang. Jalani saja harimu seperti biasa, toh setiap orang mempunyai jalan cerita hidup masing-masing. Lihatlah kelompok bajingan ini dimasa sekarang, ada yang sudah menjadi penulis sukses, ada yang sudah menjadi pegawai BUMN dan ada juga yang hidupnya biasa-biasa saja. Apa yang akan terjadi nanti dimasa depan memang tidak ada yang tahu kecuali Tuhan.

Para bajingan yang menyenangkan adalah cerita yang sama sekali… ini memang buku yang menjerit…

1 komentar:

© Pintu Terlarang 2012 | Blogger Template by Enny Law